A. Linguistik Sebagai Ilmu
Linguistik
adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Atau lebih tepatya
seperti yang dikatakan Martinet (1987:19) telaah ilmiah mengenai bahasa
manusia. Benarkah linguistic adalah sebuah ilmu? Sebuah telaah ilmiah?
1.1 Keilmiahan
Linguistik
Sebelum membicarakan keilmiahan
linguistik ada baiknya dibicaraka dulu
tahap-tahap perkembangan yang pernah terjadi dalam setiap disiplin ilmu,
agar kita bisa memahami bagaimana sifat-sifat atau ciri-ciri keilmiahan dari
suatu kegiatan yang disebut ilmiah, khususnya di sini dalam disiplin
linguistik. Pada dasarnya setiap ilmu, termasuk juga ilmu linguistik, telah
mengalami tiga perkembangan sebagai berikut:
a. Tahap kertama, yakni tahap spekulasi. Dalam tahap ini
pembicaraan mengenai sesuatu dan cara mengambil kesimpulan dilakukan dengan
sikap spekulatif. Artinya, kesimpulan itu dibuat tanpa didukung oleh
bukti-bukti empiris dan dilaksanakan tanpa menggunakan prosedur-prosedur
tertentu.
b. Tahap kedua, adalah tahap observasi dan klasifikasi.
Pada tahap ini para ahli di bidang bahasa baru mengumpulkan dan
menggolong-golongkan segala fakta bahasa dengan teliti tanpa memberi teori atau
kesimpulan apapun. Cara yang seperti ini belum bisa dikatakan “ilmiah” sebab
belum sampai pada penarikan suatu teori.
c. Tahap ketiga, adalah tahap adanya perumusan teori.
Pada tahap inisetiap disiplin ilmu berusaha memahami masalah-masalah dasar dan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah-masalah itu berdasarkan data
empiris yang dikumpulkan.
Disiplin
linguistik dewasa ini sudah mengalami ketiga tahap di atas. Artinya, disiplin
linguistik itu sekarang ini sudah bisa dikatakan merupakan kegiatan ilmiah.
Selain itu, bisa dikatakan ketidakspekulatifan dalam penarikan kesimpulan
merupakan salah satu ciri keilmiahan.
Linguistik
sangat mementingkan data empiris dalam melaksanakan penelitiannya. Kegiatan
linguistik juga tidak boleh “dikotori” oleh pengetahuan dan keyakinan si
peneliti.
Kegiatan
empiris biasanya bekerja secara induktif dan deduktif dengan beruntun. Artinya,
kegiatan itu dimulai dengan mengumpulkan data empiris. Data empiris itu dianalisis dan
diklasifikasikan. Lalu, ditarik suatu kesimpulan umum berdasarkan data empiris
itu. Kesimpulan ini biasanya disebut kesimpulan induktif. Kemudian kesimpulan
ini diuji lagi pada data empiris yang diperluas. Jadi, perlu diwaspadai dan
direvisi.
Dalam ilmu
logika atau ilmu menalar selain adanya penalaran secara induktif ada juga
penalaran secara deduktif.
Ø Secara induktif, mula-mula dikumpulkan data secara
khusus, lalu dari kata-kata khusus itu ditarik kesimpulan umum
Ø Secara deduktif adalah kebalikannya. Artinya, suatu
kesimpulan mengenai data khusus dilakukan berdasarkan kesimpulan umum yang
telah ada. Namun, kebenaran kesumpulan deduktif ini sangat tergantung pada
kebenaran kesimpulan umum, yang lazim disebut premis mayor, yang dipakai untuk
mencari kesimpulan deduktif itu.
Sebagai ilmu empiris linguistik
berusaha mencari keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang
ditelitinya. Karena itu, linguistik serig juga disebut sebagai ilmu nomotetik.
Kemudian sesuai dengan predikat keilmiahan yang disandangnya linguistik tidak
pernah berhenti pada satu titik kesimpulan, tetapi akan terus menyempurnakan
kesimpulan tersebut berdasarkan data empiris selanjutnya.
Linguistik medekati bahasa yang menjadi objek
kajiannya. Pendekatan bahasa sebagai bahasa ini, sejalan dengan ciri-ciri
hakiki bahasa yang akan diuraikan pada Bab 3, dapat dijabarkan dalam sejumlah
konsep sebagai berikut:
1.
Karena bahasa adalah bunyi ujaran, maka linguistik melihat bahasa sebagai
bunyi.
2.
Karena bahasa itu bersifat unik, maka linguistik tidak berusaha
menggunakan kerangka suatu bahasa untuk dikenakan pada bahasa lain.
3.
Karena bahasa adalah suatu system, maka linguistik mendekati bahasa bukan
sebagai kumpulan unsur yang terlepas, melainkan sebagai kumpulan unsur yang
satu sengan lainnya mempunyai jarring-jaring hubunga (sruktural).
4.
Karena bahasa itu bisa berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan
perkembangan social budaya masyarakat pemakainya, maka linguistik memperlakukan
bahasa sebagai sesuatu yang dinamis.
5.
Karena sifat empirisnya, maka linguistik mendekati bahasa secara
deskriptif dan tidak secara peskriptif.
1.2 Subdisiplin
Linguistik
Setiap
disiplin ilmu biasanya dibagi atas bidang-bidang bawahan (subdisiplin) atau
cabang-cabang berkenaan dengan adanya hubungan disiplin itu dengan
masalah-masalah lain. Demikian pula dengan ilmu linguistik. Mengingat bahwa
objek linguistik yaitu bahasa, merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan
dari segala kegiatan manusia bermasyarakat, sedangkan kegiatan itu sangat luas,
maka subdisiplin linguistik itu pun menjadi sangat banyak. Disini kita akan
mencoba mengelomokkan nama-nama subdisiplin linguistik itu berdasarkan:
a. objek kajiannya, apakah
bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu dapat dibedakan adanya linguistik umum
dan linguistik khusus
Linguistik umum adalah linguistik yang berusaha
mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum. Pernyataan-pernyataan teoritis yang
dihasilkan aka menyangkut bahasa pada umumnya, bukan bahasa tertentu.
Sedangkan linguistik khusus berusaha mengkaji
kaidah-kaidah bahasa yang berlaku pada bahasa tertentu, seperti bahasa Inggris,
bahasa Indonesia, atau bahasa Jawa.
b. objek kajiannya, apakah
bahasa pada masa tertentu atau bahasa sepanjang masa dapat dibedakan adanya
linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik mengkaji bahasa pada masa yang
terbatas. Misalnya, mengkaji bahasa Indonesia pada tahun dua pulunan, bahasa
Jawa dewasa ini, atau juga bahasa Inggris pada zaman Wiliam Shakespeare. Studi
linguistik sinkronik ini biasa disebut juga linguistik deskriptif.
Linguistik diakronik berupaya mengkaji bahasa pada
masa yang tidak terbatas, bisa sejak awal kelahiran bahasa itu sampai zaman
punahnya bahasa tersebut (kalau bahasa tersebut sudah punah, seperti bahasa
Latin dan bahasa Sansekerta), atau sampai zaman sekarang (seperti bahasa Arab
dan bahasa Jawa). Kajian linguistik diakronik ini biasanya bersifat historis
dan komparatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar